Bosan Jadi Karyawan, Bumi Lirik Peluang Bisnis Burger
|
| MedanBisnis - Medan. Setamat kuliah dari Fakultas Sastra UISU tahun 2008 lalu, Bumi Handoko bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan. Mengingat kebutuhan hidup yang semakin meningkat setiap harinya, pada tahun 2010, Bumi membuka Jackpott Burger dengan modal Rp 500.000 setelah menjual ponselnya. |
| Tadinya, dikatakan Bumi, dia belum serius. Setelah mulai merasa jengah menjadi karyawan, dia pun akhirnya keluar dari pekerjaannya dan memusatkan perhatiannya dengan berjualan burger. "Awalnya memang saya belum serius. Setelah merasa benar-benar bosan dan penat menjadi karyawan, akhirnya saya memutuskan untuk serius di dunia kuliner ini," katanya kepada MedanBisnis saat ditemui di outlet Jackpott Burger Jalan Rahmadsyah/Japaris Medan, Selasa (24/3). Menjadi pengusaha, kata Bumi, tak selalu berjalan mulus yang penting harus punya kemauan dan konsisten. "Setelah itu Insya Allah Lancar," sebutnya. Katanya lagi, dia sempat membuka beberapa cabang dan sempat tutup beberapa kali. Bumi melihat peluang dan memulai lagi usahanya. Burgernya pun dipasarkan di beberapa coffee shop. Setelah lelah, Bumi pun akhirnya membuka Jackpott Burger hanya di rumahnya di Jalan Selamat Medan. Setelah mendapat tempat baru di Jalan Japaris 6 bulan terakhir, dia kembali bangkit dan memperoleh omzet mencapai Rp 30 juta per bulan. Sejauh ini, Bumi masih menggunakan media konvensional yaitu mencari pelanggan dari mulut ke mulut. Biasanya, dia memberitahu tentang burger ini kepada teman-temannya, dan akhirnya nanti berantai. Selanjutnya, dia juga tak menampik pesona media sosial seperti Instagram dan Twitter @jackpott_burger. Ternyata, ini metode yang menarik dan sangat sesuai dengan zaman di mana banyak penggunanya yang ingin narsis di media sosial. Bumi mengatakan, salah satu yang bisa dikatakan untuk burgernya ini adalah burger sehat. Bumi berpikir, untuk membuktikan burger handmadenya ini benar-benar sehat, sepertinya tak ada salahnya bertanya pada seorang dokter yang kebetulan suatu hari pernah berkunjung ke outletnya. Sebelum memakan burger tersebut, sang dokter merobek rotinya dan memasukkan ke dalam air, ternyata rotinya tak larut ke dalam air. Ini menandakan kalau burgernya sehat karena tidak memakai pewarna sintetis. "Dulu memang sempat pakai bahan kemasan. Namun itu hanya sebentar. Sekarang ini saya fokus dengan olahan sendiri (handmade)," tuturnya. ( cw 04) |
Jumat, 17 April 2015
patut di coba neh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar